Data vektor merupakan bentuk permukaan bumiatau
selebihnya yang direpresentasikan menjadi titik, garis, dan area. Garis terbuat
dari kumpulan dari beberapa titik, sedangkan area adalah daerah yang dibatasi
oleh garis yang dimulai dan diakhiri pada titik yang sama. Sedangkan data
raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dari data
vektor dan ketepatan lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan.
Kelemahan data vektor yaitu ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan
gradual.
Keuntungan dari format data vektor adalah ketepatan
dalam penggambaran atau penempatan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal
ini berguna untuk analisa yang membutuhkan presisi posisi, misalnya pada
basisdata batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk
mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Data vektor lebih ekonomis
dalam hal ukuran file dan ketepatan dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk
digunakan dalam komputasi matematik.
Pada data vektor ini akan lebih menuju ke permasalahan
mengenai format file .shp atau shapefile. Shapefile merupakan format data
geospasial yang berbentuk vektor yang paling digunakan dikalangan orang yang
mendalami tentang penginderaan jauh dan sistem informasi geografis.
Penjelasan
dan Solusi Masalah
ESRI
Shapefile atau lebih dikenal dengan nama Shapefile, mungkin saat ini
merupakan format data geospasial dalam bentuk vektor yang paling populer di
kalangan orang-orang yang khususnya berkecimpung di dunia penginderaan jauh dan
sistem informasi geografis. Format data yang dikembangkan oleh perusahaan
ESRI ini, merupakan format data non topologi yang sederhana dengan
fungsiuntuk menyimpan data lokasi geometrik dan atribut informasi dari sebuah
data geografis. Data geografis pada format data ini direpresentasikan
oleh titik(points), garis (lines), atau area (polygon). Format
data ini sendiri mulai dikenalkan pada awal tahun 1990-an pada software ArcView
GIS versi 2, dimana pada saat sekarang ini format data shapefile sudah dapat
dibaca dan diedit pada berbagai software–software geospasial baik
yang berbayar maupun yang gratis.
Pada
format data shapefile harus terdapat tiga file yang wajib ada yaitu
file dengan ekstensi .shp, .shx, dan .dbf. File dengan ekstensi
.shp merupakan file utama yang berisi data referensi geografis yang utama,
sedangkan file denganekstensi .shx merupakan file indeks yang menyimpan
indeks dari data geometri, dan yang terakhir yaitu file dengan ekstensi
.dbf yang merupakakan tabel dBase yang menyimpan atribut informasi
dari data geografis. Sedangkan file-file opsional yang terdapat pada
shapefile yaitu file dengan ekstensi : .prj, .xml, .cpg,.mxs, .ixs, .sbn dan
.sbx, .fbn dan .fbx, .ain dan .aih, serta .atx-An.
Ukuran
format data shapefile tidak boleh melebihi 2 Gb (Gigabyte), denganjumlah
maksimum verteks atau titik (points) yaitu 70 juta titik/verteks,
sedangkan untuk jumlah maksimum dalam bentuk garis (lines) dan
area(polygon) yang dapat ditampung tergantung dari jumlah verteks penyusun
garis atau area tersebut.
Video
:
Kesimpulan
dan Saran
Keuntungan
utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur
titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang
membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batas-batas kadaster.
Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari
beberapa fitur. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan
presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi
matematik.
Saran
Dari hal-hal yang mengenai data vektor seperti
pengimplementasian shapefile dan percobaan percobaan masih mengalami kesulitan,
jadi untuk lebih memudahkan dalam pengimplementasiannya
Data Diri
Nama : Ketut Adi Wijanarko
NPM : 1144031
Kelas : D4 TI 3D
Kampus : Politeknik Pos Indonesia
Mata Kuliah : Sistem Informasi Geografis
Referensi :
URL
GitHub :